Sunday, April 6, 2008

Pameran Buku dan Intelektulitas di Rumah Kita

Hari ini abi berangkat lebih awal ke Pekalongan, karena mau mengunjungi pameran buku nasional pertama yang diadakan di Kota Batik ini. Apalagi malam ini ada talkshow dengan pembicara salah satu tokoh kebanggaan keluarga kita, eyang Taufik Ismali. Beliau orang asli Pekalongan.

Luar biasa. Ternyata peminat buku di kota ini sangat banyak. Buktinya pameran yang hari ini memasuki hari kedua dikunjungi banyak sekali orang, sampai berjubel. Berbeda dengan pameran buku di Tegal beberapa waktu lalu yang sepi pengunjung. Berarti masyarakat kota ini memiliki antusias yang tinggi untuk membaca, minimal menyukai buku. Seharusnya kota ini dilengkapi toko buku yang memadai ya..

Abi jadi ingat waktu acara Warteg Buku di Nusa Bahari lalu. Waktu itu kita naik motor berlima. Abi, Umi, Faiz, Farah dan Fadhil. Fatimah ditinggal di rumah bersama Mbak. Kalau Fatimah sudah bisa bicara pasti waktu itu dia akan minta ikut juga.

Ketika Abi berikan pilihan, dengan mengatakan bahwa hari ini kita jalan-jalan. Di Rita Mall ada bazar pakaian sedangkan di Nusa Bahari ada Pameran Buku, mau pilih yang mana?

Serempak kalian memilih pameran buku.

Terus terang Abi terharu mendengarnya. Dan kesukaan kalian kepada buku dan alat tulis memang telah terlihat sejak kalian masih kecil. Setiap Abi pergi, kalian sangat senang jika dibawakan oleh-oleh berupa buku atau alat tulis. Bahkan walaupun hanya sekedar sebuah pensil yang Abi dapatkan setelah mengikuti seminar atau pelatihan di hotel.

Anakku, kebiasaan membaca adalah ajaran Nabi kita, Rasulullah Saw. Bahkan ayat pertama yang diturunkan Allah kepada manusia (manusia, bukan hanya umat Islam) adalah perintah membaca (Iqro), begitu tadi eyang Taufiq Ismail menyampaikan ceramahnya.

Dan memang benar. Kebiasaan membaca merupakan wujud nyata intelektualitas kita. Dengan membaca kita akan kaya ilmu. Dengan membaca kita akan banyak tahu. Dan dengan membaca kita akan memahami banyak hal.

Karena itu pula Abi sangat senang menyimpan banyak buku. Mungkin kekayaan paling berharga kita hanyalah itu. Orang lain boleh punya perabotan bagus, tapi kita punya ensklopedi yang nilainya tak terkira. Orang lain boleh punya tivi yang canggih, tapi kita punya banyak literatur Indonesia, Inggris dan Arab. Orang lain boleh punya rumah rumah besar, tapi kita punya perpustakaan keluarga. Buku, Ensiklopedi, perpustakaan adalah kekayaan intelektual kita.

Ah, anak-anakku, abi jadi ingat kalian. Abi ingin kembali ke pameran sebelum penutupan untuk membelikan oleh-oleh buat kalian.

Pekalongan, 6 April 2008, Pameran Buku Nasional I, 2008, GOR Jatayu.

No comments: